Warga Rohingya Di Myanmar Di Hajar Massa
JAKARTA Pusat , Central - e991 - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar angkat bicara terkait peristiwa kekerasan dan pembunuhan yang dialami warga Rohingya di Myanmar satu tahun belakangan ini.
Muhaimin menegaskan bahwa peristiwa kekerasan yang terjadi tersebut tidak ada kaitannya dengan konflik agama antara umat Islam dan Budha.
"Ini perlu kami sampaikan supaya jangan peristiwa di Myanmar disalahpahami sebagai konflik agama. Ini tidak ada kaitannya dengan konflik agama," ujar Muhaimin saat menghadiri dialog dengan para Bhiksu dan pemuka agama Budha di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).
Politisi yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan, tidak dipungkiri sejak peristiwa kekerasan terhadap warga Rohingya terjadi satu tahun lalu, banyak pihak yang mengaitkannya dengan isu agama. Mengingat mayoritas masyarakat Myanmar memeluk agama Budha dan Rohingya beragama Islam.
Namun, lanjut Cak Imin, tindak kekerasan pemerintah Myanmar justru mendapat kecaman dari seluruh tokoh agama, tidak terkecuali pemuka agama Budha di Indonesia.
"Hari ini yang punya akses ke sana adalah Indonesia, dan Indonesia akan all out membantu seluruh persoalan yang dihadapi warga Rohingya," kata Cak Imin.
Pada kesempatan yang sama, Bhiksu Dutavira Mahastavira atau Suhu Benny menyerukan kepada seluruh umat Budha agar berbuat sesuatu untuk membantu warga Rohingya. Dia pun mengungkapkan keprihatinannya atas tragedi kemanusiaan di Myanmar dan meminta agar peristiwa tersebut tidak dikaitkan dengan isu agama.
"Kita perlu menyerukan seruan moral sebagai wujud suara kemanusiaan terhadap warga Rohingya. Saya meminta umat Budha berbuat sesuatu untuk warga Rohingya," kata Suhu Benny.
Ditemui usai dialog, Wakil Sekjen PKB Daniel Johan mengatakan, kekerasan di Myanmar sama sekali bukan masalah agama. Sebab, tidak ada ajaran agama Budha yang membolehkan umatnya melakukam kekerasan terhadap sesamanya.
"Di dalam Budha itu tidak ada satu ayat pun yang membenarkan pemeluk agama Budha itu terlibat dalam perang. Apalagi menimbulkan pembunuhan. Itu langsung dianggap melakukan dosa yang sangat besar," ujar Daniel.
Menurut dia, tragedi kemanusiaan terhadap warga Rohingya dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi. Sebab, tempat bermukim warga Rohingya merupakan jalur sumber energi minyak dan gas.
"Ada konflik kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ ada jalur sumber energi, minyak dan gas. Saya rasa itu yang utama di sana. Dan, dibungkus dengan konflik agama dan dipelihara oleh militer Myanmar," kata Daniel.
Kekerasan mematikan semakin memburuk di negara bagian Rakhine, Myanmar, dalam tiga hari terakhir hingga Minggu (27/8/2017), dengan hampir 100 orang tewas. Korban tewas meningkat karena bentrokan bersenjata antara tentara dan militan Rohingya berlanjut untuk hari ketiga, Minggu kemarin, seperti diberitakan kantor berita Perancis, AFP, dan media Inggris, The Guardian.
Pemerintah telah mengevakuasi setidaknya 4.000 warga desa non-Muslim di tengah bentrokan yang berlangsung di Rakhine barat laut. Ribuan Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
0 Response to "Warga Rohingya Di Myanmar Di Hajar Massa"
Post a Comment